Saya mencintai KAMMI (?)
“ Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang dijalanNya dalam barisan yang teratur, mereka seakan-akan seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh”
QS. As Saff : 4
Pada hari itu tiba-tiba massa membanjiri ibu kota Indonesia, Jakarta. Bagai gelombang air bah yang tidak bisa dibendung lagi ribuan jiwa muda , dengan berbagai warna bendera, tumpah ruah memadati jalan dengan satu tujuan yang sama : Mencabut akar rezim Suharto yang berkuasa! Dan memang akhirnya setelah 32 tahun berkuasa, rezim itu pun tumbang. Pada hari itu telah terukir sebuah sejarah, yang kata Uzt. Anis Matta, sejarah adalah akumulasi yang meledak. Pada hari itu akumulasi semangat perbaikan telah mengalahkan akumulasi kedzoliman penguasa.
Dan diantara ribuan lautan manusia itu, ada satu barisan yang lantang menyeru perbaikan, garda terdepan perjuangna menumpas kedzoliman. Satu tujuannya, keadilan tegak dibumi pertiwi. Hingga saat ini, 13 tahun setelah peristiwa monumental itu, barisan ini masih ada meski terkadang suaranya tak selantang dulu. Dia adalah KAMMI...
***
Jika Forum Lingkar Pena disebut-sebut sebagai anugerah Tuhan untuk dunia kepenulisan Indonesia, maka KAMMI adalah rahmat Allah yang dianugerahkan untuk perbaikan Indonesia. Tidak berlebihan jika saya mengatakan itu karena KAMMI berdiri ditengah polemik bangsa dimasa itu untuk menawarkan solusi islam sebagai tawaran perjuangannya, menjadikan kemenangan Islam sebagai jiwa perjuangannya,menjadikan kebathilan sebagai musuh abadinya, menetapakan perbaikan sebagai tradisi perjungannya, mengokohkan kepemimpinan umat sebagai strategi perjuangannya, serta mendasarkan persaudaraan sebagai watak muamalahnya.
Jika Allah mengungangkap kecintaannya pada orang-orang yang berjuang dijalanNya dalam barisan yang teratur seakan –akan seperti sebuah bangunan yang kokoh, maka cukuplah saya katakan bahwa barisan pemuda KAMMI adalah rapat barisan sejati, giat berjuang bersama untuk menyongsong masa depan Indonesia yang mulia, dengan satu tekad suci yang menjadi semangat gerak langkah perbaikannya.
*******
Saya mencintai KAMMI (?)
Jujur saya belum menemukan jawaban apa yang tepat untuk menjawab pertanyaan tersebut. Hanya satu hal yang saya yakini, bahwa kecintaan saya pada Allahlah yang membuat saya ingin tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari perjuangan KAMMI. Dan ketika ditanya seberapa besar kecintaan saya pada KAMMI,mungkin tidak terlalu besar, namun kecintaan ini cukup membuat saya bertahan disini tanpa harus mempertanyakan lagi apa yang mampu KAMMI berikan untuk saya.
Saya menyadari bahwa KAMMI bukanlah wadah kumpulan para malaikat yang tidak ada cacat, salah, maupun khilaf sama sekali. Dan tidak jarang saya menemukan kesalahan, kekhilafan itu
Terjadi, tidak hanya sekali malah. Seperti medium agar-agar yang kaya nutrisi, masalah, kesalahan, kekhilafan yang terjadi pada diri KAMMI tidak lantas menjadikan apa –apa yang tumbuh didalamnya mati. Permasalahan itu menjadi nutrisi bagi siapa saja yang didalamnya untuk mampu tumbuh menjadi pribadi yang memiliki nilai lebih. Lebih karena basis ketauhid-annya. Lebih karena intelektual profetiknya. Lebih karena sosial independennya. Dan lebih karena ekstra parlementernya.
Maka sejarah akan menuliskan kembali, bahwa KAMMI sebagai harokatut tajnid dan harokatul ‘amal akan tetap menjadi pabrik yang menghasilkan produk pemimpin masa depan yang tangguh dalam upaya mewujudkan masyarakat Islami di Indonesia. Dan saya pun akan menuliskan pada sejarah hidup saya, bahwa saya adalah kalus yang siap tumbuh dimedium agar-agar yang bernama KAMMI, saya akan menjadi salah satu batu bata yang menyusun bangunan kokoh yang bernama KAMMI, dan saya (semoga ) mampu menjadi salah satu tongkat estafet yang akan melanjutkan perjuangna panjang KAMMI.
Hingga suatu saat saya dan KAMMI akan bersenandung dengan indah...
...Kam(m)i dalah panah-panah terbujur yang siap dilepaskan dari busur
Tuju sasaran siapapun pemanahnya
Kam(m)i adalah pedang-pedang terhunus yang siap berayun menebas musuh
Tiada peduli siapa pemegangnya...
....
Kam(m)i adalah butir- butir peluru yang siap ditembakkan dan melaju
Tanpa goyah menumpas kedzoliman
Kam(m)i adalah tombak-tombak berjajar yang siap dilontarkan dan menghujam
Menembus dada, lantahkan keangkuhan
...
Kam(m)i adalah mata pena yg tajam yang siap menulisakan kebenaran
Tanpa ragu ungkapkan keadilan
Kam(m)i pisau belati yang slalu tajam
bak kesabran yang tak pernah padam, tuk arungi,dakwah ini jalan panjang...
Asalkan ikhlas di hati , tuk hanya ridho Ilahi...Rabbi...
(Tekad.izzis)
Dan dengan begitu, saya sudah mencintai KAMMI (?) -Wallahua’lam bis sowab-.
Luruskan niat di hati, rapat barisan sejati!Allahu Akbar!