Jumat, 06 Mei 2011

renungan sebuah kehidupan...


“Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?”
Subhanallah… hidup ini begitu luar biasa..
Hidup ini adalah medan belajar yang sempurna….
Ya Allah, maafkan diri ini yang lemah tiada berdaya atas semua ujian ini…
Sungguh, Allah memberiQt banyak sekali hal untuk belajar, belajar memaknai hidup ini agar lebih berarti, bahwa hidup bukan sekedar membuka mata, menggerakkan badan, tapi bagaimana jiwa ini juga hidup. Bukan suatu hal mudah untuk berdiri dikala diri ini berulang kali terjatuh. Capek rasanya, putus asa mungkin juga… tapi itu bukanlah pilihan yang baik.
Meski kenyataan tak sesui dangan keinginan, meski semua lepas tanpa bisa Qt menahan, meski harus merasakan sakit yangmenghujam, tapi… harapan itu masih ada…
Ya.. harapan itu akan selalu ada bagi orang-orang yang mau membuka hatinya, seperti matahariy ang tak pernah pergi...
Letih, futur, bosan, putus asa, semua manusiawi… tapi bangkit dari semua itu merupakan keniscayaan. Keniscayaan yang membuat nilai diri seseorang semakin bertambah, dan menjadi berbeda dengan yang lain…
Terkadang untuk melompati sebuah tebing yang tinggi Qt butuh mundur bebrapa langkah untuk mencari start yang bagus. Begitulah, ketika setiap kesulitan, ujian yang akan membuat nilai diri Qt bertambah datang bertubi tubi, rasanya memang sakit, sulit menerima, membuat diri Qt merasa orang yang sungguh malang… maka cobalah untuk mundur sejenak… merenungi semua menghimpun semua pikiran yang negative lalu mereksikannya, bukankah negative dikali negative jadinya positif. Maka sudah selayaknya jika semua kekurangan-kekurangan yang ada pada diri Qt menjadi cambuk untuk lebih baik lagi…
Sedikit demi sedikit bangunan itu akan menjadi kokoh… karena sekali lagi semen harapan akan melekatkan semua komponen hidup Qt. hingga suatu saat Qt akan bisa melihat ke seluruh penjuru dunia. Kerena Qt pada saat itu telah berada pada punjak kesuksesan yang hakiki.
Menjadi hamba robbani….









MIMPI YANG TERTUNDA TENTANG KESEHATAN INDONESIA


“Bagaimana realisasi sebuah mimpi Indonesia sehat 2010 kini?”
Sebuah pertanyaan sederhana yang bisa terlontar oleh siapa saja, namun pasti terasa sulit untuk menjawabnya. Kenapa? Jelas, memasuki tahun 2011 mimipi besar tersebut pada kenyataannya masih berada jauh di atas awan. Masih banyak PR terkait kebijakan kesehatan yang masih belum tertangani termasuk target Indonesia sehat 2010. Mudah saja mengukurnya,salah satunya dengan mengkomparasikan antara realitas dan indicator keberhasilan yang merujuk pada indicator Indonesia sehat 2010 berdasarkan keputusan menteri kesehatan No.1202/MENKES/SK/VIII/2003.
Urusan kesehatan merupakan urusan yang dekat sekali dengan rakyat. Upaya –upaya pemerintah dalam mereformasi bidang kesehatan yang dimulai sejak 1999 hingga kini memang patut diacungi jempol. Banyak kemajuan yang secara langsung dapat kita rasakan. Namun, dua belas tahun pasca dicanangkannya mimpi Indonesia sehat 2010,realitas kondisi kesehatan Indonesia dirasa masih jauh dari harapan. Jika boleh kita bandingkan dengan negara-negara tetangga, posisi Indonesia masih berada di urutan bawah dalam hal kualitas pelayanan dan pengadaan tenaga kesehatan dan menduduki urutan atas dalam hal angka kejadian mortalitas dan morbiditas.
Secara lebih spesifik salah satu indikator belum maksimalnya realisasi program  Indonesia sehat 2010 bisa kita lihat pada angka kematian ibu (AKI) yang mencapai 307 per 100.000 kelahiran hidup dan angka kematian bayi (AKB) 35 per 1.000 kelahiran hidup (2010). Itu berarti setiap tahun ada 13.778 kematian ibu atau setiap dua jam ada dua ibu hamil, bersalin, nifas yang meninggal karena berbagai penyebab,Permasalahan ini masih menjadi konsen utama yang harus segera diselesaikan, mengingat angka kejadian di Indonesia termasuk yang tertinggi di dunia.
            Angka-angka tersebut bisa dikatakan telah mampu merepresentasikan secara keseluruhan bagaimana kondisi kesehatan di indonesia. Banyak factor memang yang meletarbelakangi, factor internal budaya masyarakat maupun individu dan factor eksternal yang meliputi kebijakan pemerintah dalam hal pelaksanaan pelayanan kesehatan baik dari segi orientasi kebijakan, pengadaan akses kesehatan, dan standarisasi tenaga kesehatan.
Tantangan Budaya kesehatan masyarakat dan individu
            Persoalan budaya masih menjadi permasalahan alot karena beraitan dengan  kebiasaan dan karakter. Budaya/kebiasaan masyarakat menjadi bermasalah ketika budaya tersebut bertentangan dengan prinsip-prinsip kesehatan, yang sepele saja, misanya pantangan makan ikan bagi ibu pasca salin, kecenderungan pergi ke dukun untuk mendapatkan kesembuhan yang ternyata di era modern saat ini fenomena tersebut masih berkembang di masyarakat. Maka peran kaum intelektual menjadi penting dalam hal upaya pemberian edukasi kepada masyarakat dengan tetap mengacu pada aspek manusia sebai makhluk holistic.
Disorientasi Kebijakan pemerintahdan
Meskipun sudah disepakati bahwa biaya kuratif lebih tinggi dibandingkan promotif dan preventif tetap saja upaya pemerintah masih berfokus pada kuratif. Yang lebih menyedihkan lagi, jika dibandingkan tahun 2009, anggaran yang disediakan untuk realisasi program promotif dan preventif kesehatan per desember 2010 menjadi lebih seidikit. Kalaupun program promotif dan preventif terlaksana, pelaksanaannya masih menitik beratkan pada serimonial saja. Padalah bidang garap promotif dan preventif memiliki potensi besar jiika dilaksanakan secara efektif, intensif, dan kontinyu. Terlebih dampak kebijakan kesehatan melalui program promotif dan preventif menduduki porsi lebih besar dan lebih luas dibandingkan program kuratif.
Aksesibilitas pelayanan kesehetan yang kurang memadai
            Bagi kelompok masyarakat yang hidup di kota dengan akses pelayanan kesehatan yang memadai tidak akan menjadi masalah. Namun, permasalahan muncul ketika akses pelayanan kesehatan yang mudah masih menjadi mimpi bagi saudara kita yang hidup jauh didaerah pedalaman. Padahal, seperti yang dibahas diatas mengenai tingginya angka kematian ibu dan bayi, salah satunya disebabkan karena minimnya akses menuju pelayanan kesehatan. Harusnya ini menjadi sebuah PR besar yang harus segera diselesaikan.
Kompleksitas masalah pemberi layanan kesehtan
               Lain lagi dengan permasalahan tenaga kesehatan Indonesia. Sampai saat ini UU tentang tenaga kesehatan belum banyak disinggung. Hal ini berbuntut panjang pada tataran teknis pelayanan kesehatan di masyarakat. Seperti halnya minimnya tenaga dokter di daerah terpencil, sehingga perawat sebagai satu-satunya tenaga kesehatan yanga ada terpaksa yang melakukan tindakan medis. Secara legalitas ini melanggar hukum karena jelas-jelas mengambil wewenang profesi lain. Namun secara aspek manusiawi ini harus dilakukan. Selain itu distribusi tenaga kesehatan yang tidak merata, kualitas pendidikan kesehatan yang tidak terstandarisasi dan kasus tenaga kesehatan di luar negeri yang mengalami down grade level juga harus diperhatikan secara serius.

               Sebuah harapan besar bahwa jargon besar Indonesia Sehat 2010 yang telah berganti menjadi Indonesia sehat 2015 bukan hanya jargon kosong ataupun sekedar deretan kalimat-kalimat langit yang indah namun tidak mampu direalisasikan. Kompleksitas masalah bukan menjadi penghalang jika semua elemen masyarakat berkomitmen serius menangani masalah kesehatan ini. Yang pasti sebuah arahan dan indicator pencapaian yang jelas menjadi menjadi suatu hal yang mutlak ada. Mampukah?



Saya mencintai KAMMI (?)

Saya mencintai KAMMI (?)
 “ Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang dijalanNya dalam barisan yang teratur, mereka seakan-akan seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh”
QS. As Saff : 4
                Pada hari itu tiba-tiba massa membanjiri ibu kota Indonesia, Jakarta. Bagai gelombang air bah yang tidak bisa dibendung lagi ribuan jiwa muda , dengan berbagai warna bendera, tumpah ruah memadati jalan dengan satu tujuan yang sama : Mencabut akar rezim Suharto yang berkuasa! Dan memang akhirnya setelah 32 tahun berkuasa, rezim itu pun tumbang. Pada hari itu telah terukir sebuah sejarah, yang kata Uzt. Anis Matta, sejarah adalah akumulasi yang meledak. Pada hari itu akumulasi semangat perbaikan telah mengalahkan akumulasi kedzoliman penguasa.
Dan diantara ribuan lautan manusia itu, ada satu barisan yang lantang menyeru perbaikan, garda terdepan perjuangna menumpas kedzoliman. Satu tujuannya, keadilan tegak dibumi pertiwi. Hingga saat ini, 13 tahun setelah peristiwa monumental  itu, barisan ini masih ada meski terkadang suaranya tak selantang dulu. Dia adalah KAMMI...
***
                Jika Forum Lingkar Pena disebut-sebut sebagai anugerah Tuhan untuk dunia kepenulisan Indonesia, maka KAMMI adalah rahmat Allah yang dianugerahkan untuk perbaikan Indonesia. Tidak berlebihan jika saya mengatakan itu karena KAMMI berdiri ditengah polemik bangsa dimasa itu untuk menawarkan solusi islam sebagai tawaran perjuangannya, menjadikan kemenangan Islam sebagai jiwa perjuangannya,menjadikan kebathilan sebagai musuh abadinya, menetapakan perbaikan sebagai tradisi perjungannya, mengokohkan kepemimpinan umat sebagai strategi perjuangannya, serta mendasarkan persaudaraan sebagai watak muamalahnya.
                Jika Allah mengungangkap kecintaannya pada orang-orang yang berjuang dijalanNya dalam barisan yang teratur seakan –akan seperti sebuah bangunan yang kokoh, maka cukuplah saya katakan bahwa barisan pemuda KAMMI adalah rapat barisan sejati, giat berjuang bersama untuk menyongsong masa depan Indonesia yang mulia, dengan satu tekad suci yang menjadi semangat gerak langkah perbaikannya.
*******
                Saya mencintai KAMMI (?)
                Jujur saya belum menemukan jawaban apa yang tepat untuk menjawab pertanyaan tersebut. Hanya satu hal yang saya yakini, bahwa kecintaan saya pada Allahlah yang membuat saya ingin tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari perjuangan KAMMI. Dan ketika ditanya seberapa besar kecintaan saya pada KAMMI,mungkin tidak terlalu besar, namun kecintaan ini cukup membuat saya bertahan disini tanpa harus mempertanyakan lagi apa yang mampu KAMMI berikan untuk saya.
Saya menyadari bahwa KAMMI bukanlah wadah kumpulan para malaikat yang tidak ada cacat, salah, maupun khilaf sama sekali. Dan tidak jarang saya menemukan kesalahan, kekhilafan itu
Terjadi, tidak hanya sekali malah. Seperti medium agar-agar yang kaya nutrisi, masalah, kesalahan, kekhilafan yang terjadi pada diri KAMMI tidak lantas menjadikan apa –apa yang tumbuh didalamnya mati. Permasalahan itu menjadi nutrisi bagi siapa saja yang didalamnya untuk mampu tumbuh menjadi pribadi yang memiliki nilai lebih. Lebih karena basis  ketauhid-annya. Lebih karena intelektual profetiknya. Lebih karena sosial independennya. Dan lebih karena ekstra parlementernya.
                Maka sejarah akan menuliskan kembali, bahwa KAMMI sebagai harokatut tajnid dan harokatul ‘amal akan tetap menjadi pabrik yang menghasilkan produk pemimpin masa depan yang tangguh dalam upaya mewujudkan masyarakat Islami di  Indonesia. Dan saya pun akan menuliskan pada sejarah hidup saya, bahwa saya adalah kalus yang siap tumbuh dimedium agar-agar yang bernama KAMMI, saya akan menjadi salah satu batu bata yang menyusun bangunan kokoh yang bernama KAMMI, dan saya (semoga ) mampu menjadi salah satu tongkat estafet yang akan melanjutkan perjuangna panjang KAMMI.
Hingga suatu saat saya dan KAMMI akan bersenandung dengan indah...
...Kam(m)i dalah panah-panah terbujur yang siap dilepaskan dari busur
Tuju sasaran siapapun pemanahnya
Kam(m)i adalah pedang-pedang terhunus yang siap berayun menebas musuh
Tiada peduli siapa pemegangnya...
....
Kam(m)i adalah butir- butir peluru yang siap ditembakkan dan melaju
Tanpa goyah menumpas kedzoliman
Kam(m)i adalah tombak-tombak berjajar yang siap dilontarkan dan menghujam
Menembus dada, lantahkan keangkuhan
...
Kam(m)i adalah mata pena yg tajam yang siap menulisakan kebenaran
Tanpa ragu ungkapkan keadilan
Kam(m)i pisau belati yang slalu tajam
bak kesabran yang tak pernah padam, tuk arungi,dakwah ini jalan panjang...
Asalkan ikhlas di hati , tuk hanya ridho Ilahi...Rabbi...
(Tekad.izzis)
Dan dengan begitu, saya sudah mencintai KAMMI (?) -Wallahua’lam bis sowab-.
Luruskan niat di hati, rapat barisan sejati!Allahu Akbar!